Sabtu, 24 Maret 2018

Yogyakarta Istimewa, seperti kamu

Halo teman-teman, pada kesempatan ini saya akan menuliskan sebuah cerita tetapi tidak menggunakan bahasa Jawa .

Yogyakarta Istimewa,se-Istimewa Kamu

Minggu pagi dingin berteman basahnya dedaunan yang melambai, kuucapkan selamat pagi untuk kekasih yang jauh dari pandang. "Apa kabar kekasihku?" itulah kalimat-kalimat yang selalu menghiasi pikiranku. bagaimana keadaannya , bagaimana dengan harinya , bagaimana dengan rinduku dan rindunya ? dan masih sangat banyak pertanyaan-pertanyaan yang selalu kupikir , akupun yakin kalian juga memiliki banyak pertanyaan untuk kekasih yang jauh disana ...

Yogya , Jogja , Djokdja , dan masih banyak lagi sebutan untukmu . Inilah kota ter-Istimewa, banyak pasang mata yang ingin melihat dan menikmati hiruk pikuknya kota penuh rindu ini. Diantara kerumunan manusia yang saling bercengkrama dengan hangatnya, aku selalu terhipnotis ketika melihat sudut bibirmu melempar senyum kepadaku. Berjalan berdua, untuk kedua kalinya orang yang tak kalah instimewanya dengan Jogja, datang menjemputku.

Dia, seseorang yang kutemui beberapa tahun lalu, sebelum akhirnya kita dipisahkan oleh jarak, kesibukan, dan waktu, tetapi pada akhirnya selalu ada yang mampu menyatukan kita, yaitu sebuah mimpi. Lagi-lagi aku scemburu dengan Jogja, yang selalu punya cara bercumbu dengan senja hingga menghadirkan rasa yang menggugah kerinduan. Langit jingga yang menyatu dengan keindahan lampu-lampu kota berhiaskan tawa manusia yang tak pernah kutahu betapa dalamnya rindu di hati mereka untuk seorang yang terkasih. Untuk seseorang sepertiku, dan sepertimu janganlah risau, percayalah kolaborasi waktu dan semesta  yang diciptakan oleh sang maha Cinta pasti selalu memiliki cara tak terduga untuk menyatukan cinta.

Kamis, 15 Maret 2018

Kosmologi ing Serat Dewa Ruci


KOSMOLOGI DALAM SERAT DEWA RUCI


Add caption
 




                                                                               


Disusun Oleh :
Nama : Riska Wahyu Putri
Kelas  : PBD A 2016




JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH (JAWA)
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017/2018

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab I : Pendahuluan
1.1         Latar Belakang Masalah
1.2         Rumusan Masalah
1.3         Tujuan
1.4         Metode
1.5         Kerangka Teori
Bab II : Pembahasan
2.1         Ringkasan Serat Dewa Ruci
2.2         Budaya Jawa dalam serat Dewa Ruci
2.3         Kosmologi dalam Serat Dewa Ruci
Bab III : Penutup
           A.   Kesimpulan
           B.   Saran
Daftar Pustaka









KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi  saya dan pembaca, semoga untuk ke depannya saya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.


Yogyakarta , 09 Januari 2018


Riska Wahyu Putri



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah

Suku Jawa adalah salah satu kelompok masyarakat yang terbesar di Kepulauan Indonesia , akibat dari jumlahnya yang banyak ini terdapat beragam kebudayaan , tradisi , adat-istiadat , dan karya-karya Sastra. Terdapat  banyak sastrawan yang menghasilkan karya sastra , dan di dalam karya sastra tersebut memuat banyak sekali piwulang atau  ajaran yang bisa dipetik untuk dipelajari dan diterapkan di dalam kehidupan modern sekarang ini. Selain itu ,
masyarakat Jawa sejak zaman dahulu sudah sangat akrab dengan lingkungan alam sekitar, sebelum adanya kepercayaan Hindu dan Buddha masuk ke dalam daerah Jawa , masyarakatnya menganut system kepercayaan Animisme dan Dinamisme , kepercayaan tersebut memusatkan terhadap roh-roh , dan benda-benda yang ada disekelilingnya . Seperti tradisi dalam menentukkan waktu yang tepat untuk bercocok tanam , hingga waktu yang tepat untuk pernikahan dapat dilihat dari fenomena –fenomena alam .
Karya sastra Jawa merupakan salah satu media yang digunakan untuk memproyeksikan pemikiran dari pengarang , sekaligus sebagai gambaran seperti apa keadaan lingkungan dan social masyarakat Jawa pada saat diciptakannya karya sastra tersebut . Karya-karya sastra tersebut bias berguna untuk kita yang hidup di Jaman sekarang ini , kandungan cerita dan makna serta ajaran-ajaran yang terdapat dalam karya sastra dapat kita pelajari dan kita telaah lebih dalam lagi untuk dapat memahami dan mengambil sisi positif , sehingga bisa dijadikan bahan untuk hidup di jaman sekarang .
Dalam makalah yang saya susun ini , saya akan membahas tentang Kosmologi yang terdapat di dalam salah satu karya sastra Jawa , yaitu di dalam serat Dewa Ruci karangan R.NG.Yasadipura I.
1.2      Rumusan Masalah
a.    Apa isi dari teks “Serat Dewa Ruci”?
b.    Budaya Jawa apa yang terkandung di dalam Serat Dewa Ruci?
c.    Kosmologi Jawa apa yang terdapat di dalam Serat Dewa Ruci?
1.3      Tujuan
a.    Untuk mengetahui isi dari Serat Dewa Ruci.
b.    Untuk mengetahui budaya-budaya jawa yang terdapat di dalam serat Dewa Ruci.
c.    Untuk mengetahui Kosmologi Jawa dalam serat Dewa Ruci..
1.4      Metode Penelitian
*      Metode Deskriptif . Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang luas (Sugiyono).
*      Metode mendiskripsikan isi sebuah Serat Jawa yang berjudul “Dewa Ruci” .












1.5         Kerangka Teori
Kosmologi merupakan penyelidikan terhadap jagad raya fisik (Katsoff:231).Alam dalam arti yang luas adalah hal-hal yang dapat kita serap dengan panca indera yang berada di sekitar kita.  “Alam” juga dapat digunakan untuk menunjuk objek-objek yang terdapat dalam ruang dan waktu.  Banyak sekali pandangan-pandangan ahli dalam membahas mengenai alam, penjelasannya seperti di bawah ini :
a.    Pandangan Yunani mengenai Alam.
Tokoh-tokoh Yunani yang membahas tentang alam yaitu :
1.    Thales ( ±630-546SM),
2.    Anaximander (Pertengahan abad ke-6 SM)
3.    Anaximanes (± 550 SM),
4.    Penganut pythagoreanisme (Abad ke-5 SM)
5.     Plato (±427-374 SM)
6.    Aristoteles ( 348-322 SM). 
Thales,merupakan filsuf Yunani tertua yang berpendirian bahwa apa saja yang ada tersusun di air, menaruh keyakina bahwa alam kodrat merupakan secamam makhluk hidup, seperti halnya hewan, “Mempunyai Jiwa”.
Anaximander memandang substansi terdalam sebagai sesuatu yang ia namakan ketakterbatasan. Anaximenes mengatakan bahwa substansi ialah udara, dan menngkaitkannya  dengan Tuhan. Unsur-unsur yang kita kenal seperti api, angin, air, awan, dan batu sesungguhnya merupakan akibat proses perenggangan dan perapatan yang saling berlawanan. Dalam bidang Kosmologi , Anaximenes menyampaikan suatu masalah yang hendak dipecahkan , tetapi berubah menjadi bukan masalah lagi , seperti pertanyaan  : “Apakah yang merupakan bahan
 penyusun segala sesuatu?”, melainkan “Apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan pada substansi terdalam?”.
Akibat adanya pertanyaan-pertanyaan seperti itu , lahirlah sebuah teori Perubahan , yaitu prinsip Perenggangan-perapatan . Para Filsuf Ionia memahami alam sebagai “Keanekargaman  tempat-tepat di dalam kerangka materi prima yang sejenis, yang dikaitkan dengan Ilahi.”.
*   Pythagoras dan Masalah Angka
Pythagoras menambahkan unsure-unsur penting di dalam perenunga filsafatnya mengenai alam , Phytagoras menjelaskan mengapa terdapat perbedaan-perbedaan kualitatid di dunia ini , menurutnya perbedaan itu akibat dari perbedaan struktur geometric .
*   Plato dan Aristoteles
Masalah Kosmologi yang dibahas oleh Plato berkisar pada masalah terciptanya  dunia beserta susunannya.Plato menyebut pemeran utama dalam penciptaan ala mini dengan sebuatn Demiurgos. Istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘pekerja’, seseorang yang menyerupai tukang kayu. Plato memahamkan dunia kita sebagai sesuatu yang terbetuknya mirip sekali degan cara ketika seseorang tukang kayu memberi bentuk meja yang dibuatnya. Begitu pula dengan Demiurgos mencipta dunia menurut suatu bentuk tertentu. Dalam hubungannya dalam masalah ciptaan ini, bentuk-bentuk bersifat abadi.
*   BENTUK_BENTUK. Merupakan salah satu diantara unsur-unsur terdalam yang menyebabkan terciptanya dunia.Bentuk yang dimiliki oleh barang-barang tersebut merupakan barang-barang yang bersangkutan . Bentuk inilah yang mengakibatkan barang indah bersifat indah , seperti bentuk bagi meja ,yaitu keseluruhan sifat-sifat sebagai meja , dan bentuk yang demikian itu menyebabkan sebuah meja berupa meja. Bentuk-bentuk yang seperti  merupakan pola-pola abadi bagi apa saja yang ada yang sama-sama bersifat abadi.
*      RUANG.
Dunia ini tidak hanya tercipta dari bentu-bentuk belaka , Demiurgos melakukan penciptaan kedalam sesuatu yang sama-sama ada tetapi tidak  mempunyai bentuk, yang kemudian disebut dengan Wadah. Menurut Plato Wadah merupakan istilah lain dari Ruang. Pada dasarnya dunia ini terbuat dari Ruang dan Bentuk yang dipersatukan oleh Demiurgos.Oleh karena itu , dengan jalan mengatur ruang sesuai dengan bangun-bangun dan kapasitas-kapasitas ilmu ukur , Demiurgos pertama-tamamembuat tanah , udara ,api , dan air.
*      Metafisika Aristoteles.
Menurut Aristoteles, kenyataan yang sebenarnya adalah berupa satuan-satuan yang kongkret satu demi atu yang kita kenal di dunia ini. Kosmologi Aristoteles tidak membahas masalah penciptaan, melainkan memberikan gambaran mengenai apakah yang dinamakan kenyataan.
*   Substansi . Hal-hal yag bersifat nyata dan yang sungguh-sungguh bereksistensi, oleh Aristoteles dinamakan ‘substansi’. Bagi Aristoteles, bentuk tidak dapat dipisahkan dari materi. Seperti dapat dilihat dari contoh kasus ,  sebuah meja merupakan materi yang berbentuk, dan bukannya bentuk yang dilekatkan pada sebuah materi. Tetapi hendaknya diingat bahwa bentuk tidak pernah ada tanpa materi. Karena bentuk merupakan sesuatu yang secara tetap terdapat dalam hal-hal yang kongkret satu demi satu, berarti materilah yang merupakan unsur perubahan dari segala sesuatu.
*        Alam sebagai Prinsip. istilah ‘alam’ menurut Aristoteles menunjuk kepada prinsip pertumbuhan dan gerakan yang terdapat dalam segala hal,Sehingga disimpulkan bahwa alam kodrat merupakan semacam makhluk hidup yang bercirikan gerakan yang semerta-merta (spontaneous). Perubahan-perubahan yang terjadi dalam alam kodrat pada dasarnya bersifat teologid (berarah tujuan). Yang menjadi ciri khas alam kodrat bukanlah keadaannya yang tetap, melainkan gerakan. Alam kodrat mengalami perubahan dan pertumbuhan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa alam kodrat terkena hokum perkembangan dan bukanlah sekedar hasil proses mekanis.

Ø  Pandangan Mengenai Alam pada Masa Renaissance
Pada masa ini Alam dipandang memiliki sifat Mekanik.Tokoh-tokohnya:
a.    Copernicus (1473-1543).
b.    Bruno (1458-1600)
c.    Kepler (1571-1630)
d.    Galileo (1564-1641),
e.    Newton (1642-1727).
Mereka adalah tokoh peralihan pandangan teologis alam ke pandangan modern.Dengan menetapkan berlakunya teori Heliosentris (teori bahwa matahari merupakan pusat gerakan planit-planit),
Ø  Pandangan Eddington tentang Alam
Tokohnya adalah Sir Arthur Eddington .Unsur-Unsur Penyusunan Alam. Pandangan mengenai alam yang dianut oleh Eddington, yang dikemukakan dala bukunya The Nature of the Physical World, dapat dilihat dalam contoh anda berjalan-jalan di sebuah pedesaan dan melihat seekor gajah tegelincir dari lereng bukit. Jika anda seorang yang berpikir secara umum, anda kiranya segera dapat membedakan antara apa yag anda lihat dan apa yang menuut anda tejadi. Karena itu anda akan mudah dapat menyadari bahwa dunia ini sekurang-kurangnya berisikan dua macam unsure penyusun : (a) gambaran pikiran dalam akal kita; dan (b) pasangannya dalam dunia lahiriah. Bila anda kebetulan seorang ahli fisika, maka gajah terebut akan anda pandang sebagai massa, yang katakanlah seberat dua ton. Sedangkan lereng bukit adalah bidang miring. Andapun akan menyadari bahwa massa , kemiringn bdang, erta kuantitas-kuantitas yang lain dapat diperhitungkan. Yang terakhir inilah yang kemudian oleh Eddington dipandang sebagai unsure penyusun ketiga dari dunia (c) seperangkat pointer-readings, artinya kuantitas-kuantitas yang diukur,  oleh ilmu diselidiki dan dihubungkan dengan kuantitas-kuantitas yang diukur lainnya.

POINTER-READINGS.     
Memperhatikan sebuah atom. Bagi seorang ahi fisika, atom tidak lebih dan kurang ialah sekelompok pointer-readings. Dan dengan demikian merupakan abstraksi belaka dari barang sesuatu yang mendasarinya yang mempunyai segi-segi yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur. Segi-segi ini digambarkan dengan symbol-simbol tersebut.

SIMBOL SUDAH MENGGAMBARKAN AKAL. Symbol mengharuskan adanya akan untuk membentuknya serta menggunakannya. Misalnya symbol untuk materi. Isitilah materi dapat (1) didefinisikan dalam hubungannya dengan apa yang ia ketahui. Menurut Eddington materi haruslah tersusun atas bahan yang bersifat akal (mind-stuff) dan dengan demikian bersifat kesinambungan dengan kesadaran, meskipun tidak seepenuhnya sama. Dengan demikian pandangan Eddington berakhir dengan suatu pendirian  idealistic.
Ø   Monisme Netral Ajaran Russel.
Tokoh : Betrand Russell merupakan filsuf terkemuka. Karyanya di bidang logika simbolis. Menurut Russell, dunia ini tersusun dari kejadian-kejadian. Kejadian adalah sesuatu yang menempati sebagian kecil ruang waktu yang berhingga. Ia menganggap perlu menggambaran kejadian kejadian sebagai unsure-unsur penyusun terdalam dari segala sesuatu, bukannya sejenis substansi. Kenyataan bukan lagi dipandang sebagai sesuatu yang tersusun dari sejenis bahan disebut substansi, melainkan sebagai sesuatu proses kejadian-kejadian. Pendirian Russell merupakan usaha menyesuaikan diri dengan pendirian yang lambat laun hendak menghapuskan ajaran fisika lama yang didasarkan atas pengertian benda padat terdalam dan yang hendak menggantikannyadengan pointer-readings. Hasilnya ialah ajaran yang mengatakan bahwa yang terdalam ialah kejadian-kejadian.
Menurut Russell, kejadian-kejadian terkecil (minimal events). Kejadian-kejadian kecil ini sebanding dengan apa yang dahulu dinamakan benda padat terdalam.  Kejadian-kejadian terkecil bergabung bersama dan membentuk macam-macam kejadian yang lebih rumit. Dalam kenyataan yang sebenarnya, kejadian-kejadian tekecil terdapat secara berkelompok di dalam suatu jajaran yang teratur. Secara demikian suatu titik dalam ruang dipandang sebagai suatu susunan kejadian kejadian terkecil yaitu sebagai suatu susunan peristiwa-peristiwa yang terpancar dari suatu titik pusat.
*             Argumen Kosmologis
Isi sentral yang terkandung dalam Kosmologis adalah adanya rangkaian hokum sebab-akibat pada alam semesta yang harus berakhir pada sebab pertama yang disebut Tuhan.
Allah menggerakkan diri sendiri , sedangkan alam semesta mempuntai gerak yang diberikan kepadanya .Allah kekal , sedangkan alam semesta memiliki awal dalam waku . (Zaprulkhan :100).
Argumen kosmologis pertama kali digulirkan oleh Aristoteles yang mengidentifikasikan Tuhan adalah sang penggerak yang tidak digerakkan. Ada Hierarkie kesempurnaan yang menjelma pada wajah alam semesta  ini mengimplikasikan adanya kesempurnaan yang paling tinggi melampaui segalanya , segala hal yang ada di alam semesta ini ternyata bertingkat-tingkat . (Zaprulkhan :105)
*             Prinsip-prinsip pengklasifikasian di dalam Kosmologi
a.    Idealisme
Alam semesta adalah suatu loyalitas yang bergerak hidup dan dikendalikan oleh person .
b.    Materialisme
Menggunakan objek-bjek material atau natural sebagai metaphor kenyataan yang sesungguhnya , sehingga semua penampakan direduksikan pada materi atau alam.



c.    Dualisme
Alam semesta tidak bias direduksi hanya pada unsure-unsur material saja . Kedua unsure merupakan kenyataan sejati ya g tidak dapat dibantah keberadaannya.
*      KOSMOLOGI JAWA
Orang Jawa tidak pernah hidup lepas dari lingkungan dan alam sekitarna , kurangnya pengetahuan , teknologi , organisasi terhadap alam membuat orang Jawa zaman dulu memandang alam sebagai kenyataan  yang serba dahsyat ,tak terjangkau , dan menguasai manusia.  Pandangan orang Jawa dulu terhadap alam membentuk suatu kebudayaan Jawa yang tercermin dalam kepercayaan , ilmu , symbol,mitos, sejarah , seni , bahasa , dan sastra.( Janmo Dumadi : 23).
Alam pikiran orang Jawa merumuskan kehidupan manusia berada dalam dua kosmos (Alam), yaitu mikrokosmos dan makrokosmos. Makrokosmos adalah pandangan hidup terhadap alam semesta yang mengandung kekuatan supranatural dan penuh dengan hal-hal yang misterius . Mikrokosmos adalah sikap dan pandangan hidup terhadap dunia nyata.  Dalam Makrokosmos pusat alam semesta adalah Tuhan, sedangkan Mikrokosmos adalah sikap dan pandangan terhadap dunia nyata tercermin pada kehidupan manusia dengan lingkungannya , susunan manusia dalam asyarakat , tata kehidupan masyarakat sehari-hari dan segala sesuatu yang Nampak oleh mata .  Bagi orang jawa , pusat mikrokosmos adalah Raja , sedangkan Tuhan pusan Makrokosmos.  Keraton adalah pusat keramat kerajaan dan bersemayamnya raja , karena raja merupakan sumber kekuatan
-kekuatan kosmis yang mengalir ke daerah dan membawa ketentraman , keadilan , dan kesuburan . ( Janmo Dumadi :32)
Kosmologi Jawa selalu mempertimbangkan nilai dan pentingnya siklus alam bagi kehidupan manusia . Dalam Kosmologi Jawa , manusia selalu berhubungan dengan pelbagai peristiwa melalui perhitungan angka-angka tertentu yang didasarkan pada hari , tanggal , jam , pasaran , kemitan ,arah , minggu ,bulan atau bahkan tahun yang biasanya disebut dengan petungan ,
Contoh :
1.    Ketika orang Jawa mengadakan slametan ,maka waktunya harus ditetapkan berdasarkan petungan atau system numerologi.
2.    Slametan Kelahiran ,waktunya ditetapkan menurut peristiwa kelahiran.
3.    Slametan kematian , ditetapkan menurut peristiwa kematian itu , manusia menganggap bahwa peristiwa kematian bukanlah peristiwa kebetulan , tetapi sebuah ketetapan dari Tuhan.
4.    Dll.
Penuturan tentang penciptaan dunia (Kosmogoni) dan gambaran tentang dunia (Kosmologi ) (CiptoPrawira :24).
Kosmologi Jawa adalah wawasan manusia Jawa terhadap alam semesta . Menurut Kosmologi Jawa , alam kosmis ini didasari oleh 4 arah mata angin ditambah pusat . Kadang papat lima pancer ini meliputi kawah , getih , puser, adi ari arid an pancer adalag ego atau manusia itu sendiri.
Anasir manusia yang digambarkan dalam kosmologi jawa adalah Angin , air ,tanah , dan Api .











BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ringkasan Teks “Serat Dewa Ruci”
Serat Dewa Ruci ini , sebuah serat yang ceritanya diceritakan dalam bentuk kidung-kidung , terdapat kidung Dhandhanggula ,Pangkur ,Sinom , Durma, Kinanthi .
*        Ringkasan Cerita
*                  Pembukaan cerita
Arya Sena atau Werkudara berguru kepada Dhang Hyang Druna, ia diberikan tugas oleh gurunya untuk mencari air yang dapat menyucikan badannya . Lalu Werkudara pula ke Negara Ngamarta  memberikan kabar kepada saudara-saudaranya , para saudaranya kaget dan bersedih hati mendengar kabar dari Sena , para saudara tidak memberikan izin kepada Werkudara karena dinilai itu akan membahayakannya , tetapi Werkudara yakin dengan keputusannya untuk pergi mencari air suci itu , saudara-saudaranya meyakini itu adalah tipu muslihat dari Bala Kurawa untuk memusnahkan Pandawa.
Petunjuk yang diberikan Druna adalah letak air suci tersebut berada di dalam Hutan Tribasara  dibawah GandaWedana , diGunung Candramuka, di gunung-gunung di dalam gua disitulah leak air suci sesungguhnya . Air Suci yang akan membawa Werkudara kedalam Kasampurnaning Urip , yang bias membuat Werkudara menonjol disbanding makhluk yang lain , dilindungi oleh Ayah Ibunya , berada di alam triloka  yang kekal.
Dalam perjalanannya menuju air suci , Sena diikuti oleh petir dan Badai . Setelah sampai di Gua Candradimuka , bebatuan disingkirkan , dengan sungguh-sungguh ia mencari air , tetapi airnya tidak ditemukan.Di dalam gua tersebut dijaga oleh 2 Raksasa yang bernama Rukmaka dan Rukmakala , kedua raksasa tersebut terkejut mendengar suara , kegoncangan gunung , rusaknya gua , terdengar badai dan Petir yang riuh , dan mencium bau manusia lalu raksasa tersebut menggeram dengan sangat mengerikan lalu ia melihat  ada Sena , kedua raksasa tersebut menyerang Werkudara dari berbagai sisi , tetapi Werkudara merupakan manusia yang sakti sehingga tidak terjadi apa-apa pada Werkudara , kedua Raaksasa itu di banting oleh Werkudara karena ia tidak tahan dengan bau raksasa yang anyir dan bacin . Raksasa Rumaka dan Rukmakala tewas , dan kembali ke wujud semula yaitu dua orang Dewa yang terkena kutukan , mereka adalah Endra dan Bayu yang dimarahi oleh Hyang Pramesthi.  Hyang Endra dan Hyang Bayu ternyata mereka tahu bahwa kedatangan Sena Karen ditugaskan oleh Druna untuk mencari air suci , lalu dijelaskanlah oleh kedua raksasa tersebut bahwa ditempat itu tidak terdapat air suci . Air suci itu memang ada tetapi tempatnya bukanlah disana.
Werkudara kembali pulang ke Negara Ngastina , Druna memberitahu Werkudara bahwa sesungguhnya ia sedang diuji , karena letak air sesunggunya ada di dasar Samudra .
Werkudara kembali ke Ngamarta memberikan kabar lagi kepada para saudaranya bahwa ia akan pergi ke dasar Samudra , di dasar Samudra Werkudara bertemu dengan seekor Naga yang menghalangi perjalannya , tubuh Werkudara dililit sangat kuat oleh Naga tersebut , semakin ia melawan semakin kuat lilitan dari Naga . Kemudian Werkudara teringat oleh kukunya , ditancapkanlah kuku pancanaka nya ke tubuh sang Naga , keluarlah darah dari sang naga , dan naga besar yang melilit Werkudara tewas.  Saat di Samudera Werkudara bertemu dengan Dewa berambut panjang bernama Dewa Ruci . Dewa Ruci berkata bahwa di laut serba tidak ada, tak ada yang dapat dimakan , tidak ada makanan , tidak ada pakaian , semuanya serba sepi , apa yang dicarinya tidak akan ketemu disini . Werkudara bingung karena Dewa itu hanya sebesar bayi ,dapat berjalan di atas air , dan tidak memiliki kawan . Dewa Ruci memberikan petuah banyak kepada Werkudara .
Dewa Ruci memerintahkan Werkudara untuk lebih dekat dengannya dan masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci , melihat tubuh Dewa Ruci yang sangat kecil Werkudara kebingungan mau masuk lewat mana , lalu Werkudara diperintahkan masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci melalui telinga kiri .
Saat masuk ke tubuh Dewa Ruci , Werkudara melihat laut luas , tanpa tepi jauh sekali , Werkudara tidka tahu mana utara ,selatan , barat dan timur . Werkudara melihat ada 4 macam benda , ada 4 warna yaitu hitam , merah ,kuning dan putih. Sang Dewa Ruci berkata lagi , cahaya yang pertam akau lihat pancamaya namanya , sesungguhnya itu ada di dalam hatimu . Di dalam Samudera dan di dalam tubuh Dewa Ruci , Werkudara sudah mendapat banyak wejangan dan nasihat serta hakikat-hakikat . Yang ia cari sudah ada di dalam dirinya sendiri.  Lalu kembalilah Werkudara ke negerinya , ia sudah tahu bahwa Bala Kurawa penuh dengan Kecurangan.
2.2  Budaya Jawa yang terdapat di dalam Serat Dewa Ruci
a.    Budaya Kekerabatan antar saudara.

 Arya Sena matur ing raka ji, lamun arsa kesah mamrih toya, dening guru pituduhe, Sri Darmaputra ngungun miyarsa aturing ari, cipta lamun bebaya, Sang Nata mangunkung, dyan Satriya Dananjaya, matur nembah ing raka sri narapati, punika tan sekeca. Inggih sampun paduka lilani, rayi tuwan kesahe punika, boten sekeco raose, Nangkula Sadewaku pan umiring aturireki, warek raka paduka …”
Terjemahan
Arya Sena berkata kepada Kakanda Raja, bahwa dia akan pergi mencari air, dengan petunjuk gurunya. Sri Darmaputra heran mendengar kata adiknya, memikirkan mara bahaya, Sang Raja menjadi berduka. Raden Satriya Dananjaya, berkata sambil menyembah kepada Kakanda Raja, bahwa itu tidak baik. Sudahlah jangan diizinkan, Adinda (Wrekudara) itu pergi rasanya tidak baik, Nakula dan Sadewa juga menyetujui kata-kata Dananjaya…”
Kutipan diatas menceritakan tentang kasih saying antar saudara , merek merasa sedih karena keputusan yang diambil werkudara tentang perintah yang diberikan oleh Druna , padahal tugas itu tidak dapat masuk di akal dan akan membahayakan. Meskipun Pandhawa ini memiliki berbgaia karakter yang berbeda tetapi tetap saling mengasihi antar saudaranya . Apabila terjadi sesuatu terhadap salah satu saudaranya maka yang lain juga dapat merasakan . Seperti dijelaskan di dalam falsafah Jawa “suruh lemah kurebe bedo yen gineget podo rasane” artinya, walaupun berbeda tetapi hakikatnya sama (Santoso).
Di dalam serat Dewa Ruci juga digambarkan bagaimana budaya dan etika orang Jawa ketika memohon sesuatu , yaitu dengan merendahkan diri nya , seperti pada kutipan berikut :
“…Sigra Prabu Yudistira Dharmaputra tumengkul marang kang rayi, Parta Sadewa Nangkula nungkemi pada anangis. Dyan Paancawala tuwin Sumbadra Srikandhi muwun, smaya nggubel aturnya, miwah Prabu Haarimurti andrewili pitutur mring Arya Sena....”
Terjemahan
Segera sang Prabu Yudhistira menoleh kepada adinda, Parta Nakula dan Sadewa menyembah dan mencium kaki sambil menangis. Raden Pancawala dan Sumbadra Srikandi menangis pula, semua meminta paksa, dan Prabu Harimurti masih member nasihat kepada Arya Sena.

Kearifan ajaran Jawa terlihat dalam kutipan di atas. Saat Nakula dan Sadewa mencobamemohon pada Raden Wrekudara untuk mengurungkan niatnya. Cara yang dilakukan dengan menangis, menyembah, dan mencium kakinya. Ajaran Jawa tidak pernah mengajarkan untuk
meminta dengan memaksa secara kekerasan. Meminta sesuatu harus dilakukan dengan caracara halus dan terhormat. Sikap yang ditunjukkan oleh Nakula dan Sadewa merupakan representasi ajaran Jawa.
2.3         Kosmologi dalam Serat Dewa Ruci
Dasar Kosmologis yang terdapat dalam serat Dewa Ruci yaitu ata Makrokosmos dan Mikrokosmos. Dimana Makroskosmos yaitu yang memusatkan Alam pada Allah , Tuhan atau Dewa . Yang mana di dalam serat ini disebutkan adanya beberapa Dewa , yaitu ada
“…wil Rukmuka  lan Rukmakala wus lampus , ruwat ing Cintra Kanira , Wil iku Jawata kalih kena ing papa cintraka , Endra Bayu dinukan Hyang Pramesthi …”
“…Sira duk mateni buta , iya ingsun padha jawata kalih , keneng cintraka Hyang Guru…”
Dalam kutipan tersebut , ada peran dari seorang Dewa yaitu Hyang Guru yang menjatuhkan kutukannya terhadap 2 dewa Endra dan Bayu.
“… peparab sang Dewa Ruci , lir lare dolan , neng udaya Jaladri…”
Ada lagi satu Dewa yang dikisahkan yaitu kisah Dewa Ruci.
*      Kepercayaan terhadap berkah dari Dewa
“Ya yayi muga antuka ,lakunira pitulungan Dewa Di , Arya Sena pamit sampun ,…”
Untuk menjaga alam semesta ini perlu adanya keseimbangan antara hubungan Vertikal dengan Hubungan Horizontal , dan dalam serat ini masih digambarkan sebuah hubungan hamba kepada Dewanya, untuk memasrahkan apa yang sedang diusahakan . jadi masih tergambar hubungan vertikalnya masih terjaga.
*                  Di dalam Serat ini juga digambarkan tentang mikrokosmosnya , yaitu tentang adanya pusat-pusat kerjaan sebagai pemerintahan di Jawa , yaitu ada Negara Ngastina dan Negara Ngamarta. Yang di dalamnya ada kelompok-kelompok satriya seperti Pandhawa  dan Kurawa.
*                  Tergambarkan tentang gambaran-gambaran ALam semsta , yaitu ada gunung , samudra , Hutan , Gua , dan sebagainya .Oleh orang Jawa dianggap sebagai tempat yang terdapat berbagai kesaktian . Tempat untuk mencari sebuah kasampurnaan Hidup.
“…Tirta nirmala wiseseng urip..”
“…Drungkarana ing uwkir-wukir ,jroning guwa ing kono  nggonira ,tirta nirmala yektine ..”
*      Disebutkan juga tentang alam triloka yang kekal.
“…leluwihing triloka , langgeng ananipun.”
*      Saat werkudara ada di dalam samudera ia juga diperlihatkan oleh Dewa Ruci tentang alam yang berbeda, jadi pada serat ini digambarkan tentang adanya alam yang nyata , dan juga alam yang terdapat di dalam tubuh Dewa Ruci , yang sebenarnya juga dimiliki oleh manusia (Werkudara).
“Iki dalam talingan ngong kering ,Wrekudara sigra manjung karna , wus prapteng ing jero garbane , andulu samodra gung ,tanpa tepi nglangut lumaris , ngliyek doh katingal ,…”
 Didalam tubuh dewa Ruci tergambarkan adanya Samudra yang sangat luas tak terbatas ,yang jauh tak telihat.
*                  Di Alam dunia ini isinya sudah lengkap ada 3 hal , yaitu pendorong segala langkah , bila dapat memisahkan tentu dapat menyatu dengan alam gaib , itu adalah musuh pendeta, hati yang tiga (curang) , hitam merah kuning semua , menghalamngi pikiran dan kehendakyanga abadi .
Terdapat alam kutipan :
“…Pan isine jagad mepeki , iya ati kang telung perkara …”
“…Kabeh iya isining bumi ginambar aneng sira , lawan jagad gung jagad cilik , tan prabeda ,purwa ana  lor kidul  …”
“Miwah ireng abang kuning putih ,iya panguripe kang buwana ,jagad cilik ,jagad gedhe ,pan padha isinipun …”














BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Di dalam kebudayan Jawa terdapat banyak sekali karya sastra-karya sastra , yang mana  didalamnya memuat banyak piwulang dan ajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan jaman modern ini .
Salah satu karya sastra yang banyak mengandung piwulang adalah Serat Dewa Ruci , yang didalamnya terdapat budaya-budaya jawa. Masyarakat Jawa sendiri merupakan masyarakat yang hubungannya dengan alam sangat kental , sehingga dulu pernah ada kepercayaan Animisme dan dinamisme . Di Alam seperti Gunung , Samudra , Gua , dan Hutan –hutan dianggap sebagai tempat tersimpannya sesuatu yang membawa kebaikan dan kesaktian yang akan membuat manusia mencapai kasampurnaan dalam hidup .Selain itu juga kehidupan manusia itu dikelilingi oleh makrokosmos dan mikrokosmos yang memusatkan alam dan kehidupan kepada Tuhan , dan alam sekitar . Perlu dijaganya keseimbangan diantara keduanya ,
B.    Saran
Kita sebagai manusia sebaiknya melihat sesuatu dari berbagai sisi , tidak dengan mudah mengambi sebuah kesimpulan , seperti kepercayaan masyarakat terhadap fenomena-fenomena alam yang akan membawa terhadap keberkahan , atau kesengsaraan , dianggap sebagai sesuatu yang menyimpang dari ajaran ajaran modern ini. Daripada kita sibu salah-menyalahkan tentang kepercayaan dan budaya kita bias lebih memilih untuk memeikirkan dan merenungkan setiap makna dan ajaran yang terdapat di dalam fenomena atausesuatu yang diyakini oleh masyarakat Jawa.

Daftar Pustaka

Zaprulkhan, 2012, Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik ,
                 Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.
Abidin ,Zainal , 2011, Pengantar Filsafat Barat, Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.
Dumadi ,Janmo , 2011, “Mikul Dhuwur Mendhem Jero”Menyelami Falsafah dan Kosmologi Jawa,Yogyakarta : Pura Pustaka Yogyakarta.
Wibawa ,Sutrisna, 2013 ,Filsafat Jawa , Yogyakarta : UNY PRESS.
Suprayitno,Edi ,2017 ,Revitalisasi Nilai Kekerabatan Budaya Jawa dalam Naskah Serat Dewa Ruci Karanagan R.NG Yasadipura I  , Jurnal KATA : Vol. 1 No. 1 Mei 2017
Abdullah,Ciptoprawiro , 1986,Filsafat Jawa, Jakarta : Balai Pustaka .
Katsof ,Louis O.,2004 ,Pengantar Filsafat ,terjemahan dari Elements of Philosophy oleh Soejono Soemargono , Yogyakarta : Tiara Wacana
Serat Dewa Ruci kidung dari bentuk kakawin Pujangga Surakarta.
























BANK SOAL PENILAIAN HARIAN BAHASA JAWA KURIKULUM K13 JAWA TIMUR

  PENILAIAN HARIAN MATA PELAJARAN BAHASA JAWA KELAS 8 MATERI CERKAK SMPN 1 KENDAL. TAHUN PELAJARAN 2022/2023   Waosen soal menika kant...